Classic Question: Passion or Money?
Pertanyaan di atas bisa dibilangadalah salah satu masalah klise bagi semua karyawan di muka bumi. Kebanyakkandari mereka yg fresh graduate atau masih mahasiswa akan dengan membusungkandada berkata, “Passion is number one for me!”. Beberapa dari mereka padaakhirnya akan menelan ludah mereka sendiri ketika benar-benar menginjak duniakerja dan menghadapi realita. Tapi ada juga yang tetap berdiri tegap dan terusmelangkah maju menggapai mimpi dan passion mereka.
Ideally memang – seperti katapepatah – “kerjakan apa yang kamu suka, sukses akan datang padamu”. Tapikenyataannya, ga semua orang bisa memilih untuk mengerjakan passion mereka dansurvive. Karena hidup mereka menuntut yang sebaliknya. Hidup mereka menuntutagar mereka bisa hidup, dan untuk hidup itu mereka membutuhkan uang. Beberapaorang akhirnya memilih untuk terlihat “matrealistis” dan mengejar uangketimbang passion, dengan masih memegang ungkapan lama para orangtua yangmenjodohkan anaknya, “dicoba dulu, lama-lama cinta itu juga muncul.”
Bagi yang sedang berdilemamemutuskan mana yang akan mereka pilih, passion atau uang, adalah salah untukbertanya dan meminta pendapat kepada:
1. Teman sebaya dan sepermainan yang memiliki pola pikir dan cara pandang sama
2. Teman yang belum memiliki pengalaman
3. Teman yang berhasil karena memilih passion ketimbang uang
4. Teman yang berhasil karena memilih uang ketimbang passion, dan lalu menemukancintanya
Kenapa jangan bertanya kepadamereka? Karena mereka akan bercerita dan memberi pendapat berdasarkan keberhasilan atau kegagalan mereka, kan? Dalam kasus bertanya pada teman yang sebaya dan belum berpengalaman.. Kemungkinan besar, jawaban mereka akan sama denganmu, kan? Atau mungkin membaca artikel-artikel di majalah, ataupun buku-buku motivasi. Jadi, apa gunanya?
Lalu, bertanya pada siapa?
Gue baru saja menemukan jawabannya tadi. Ini juga jawaban klasik: bertanya pada diri sendiri. Semua akhirnya akan kembali kepada diri masing-masing. Karena yang pada akhirnya menjalankan kamu juga toh?
Coba pikirkan dengan kepala dingin,pikir dengan logika, lihat mana needs dan wants kamu. Apa yang kamu inginkan,dan apa yang kamu butuhkan, lalu penuhilah yang menurut kamu penting terlebih dahulu, apapun itu: needs atau wants.
Menurut teori Maslow, pada dasarnya manusia terlebih dahulu memenuhi needs-nya, baru setelah itu terpenuhi, iameladeni wants-nya. Tapi hal ini tidak berlaku pada semua orang. Ada orang yang memang dari dasarnya ingin langsung mengaktualisasi diri dulu daripada memenuhi kebutuhan dasarnya. Nah, bagaimana dengan kamu?
Comments
Post a Comment