Public Speaking 101


Banyak orang sering merasa kesulitan ketika diharuskan berbicara di depan umum. Demam panggung, katanya. Mereka tiba-tiba gemetaran, deg-degan, keringat dingin keluar, dan lain sebagainya. Belum lagi ketakutan akan melakukan kesalahan atau bahkan tindakan memalukan karena terlalu grogi.

Tapi di sini gue mau bilang: bicara di depan umum itu mudah kok. Semudah elo curhat sama temen lo, atau bahkan nulis di diary ataupun blog. 

If you still cannot see what I mean, I’ll tell you.

I’m not the best public speaker in town, nor I never make mistakes in public speaking. But with proud I can say that I am one of the best speaker in my campus. :P

Here I’ll share you what I know from my experience. These are the very basic tips to (at least) not humiliate yourself in front of public:

Yang membedakan berbicara di depan umum dengan curhat dengan sahabat atau hanya sekedar menulis diary adalah: to whom you're talking to. Yang membuat lo grogi adalah ketika harus berbicara di depan umum itu lo ga kenal sama yang lo ajak omong. Lo ga tau gimana pandangan mereka terhadap lo, dan itu mengintimidasi lo – seeing hundreds or thousands of eyes starring at no one but you like that. Tapi coba kalo lo kenal sama yang lo ajak omong, lo pasti ga akan grogi kan? 

So, kunci paling pertama supaya lo ga grogi pas disuruh berbicara di depan umum adalah: Kenali audiens lo. Di sini bukan artinya terus lo sksd sama mereka atau gimana ya, tapi lo tau kepada siapa lo harus ngomong, karena audiens lo nantinya yang akan menentukan apa saja yang lo harus omongin, dan bagaimana cara lo menyampaikannya. Karena cara lo bicara kepada orang yang posisinya lebih tinggi dari lo pasti berbeda kan dengan cara lo ngomong ke orang-orang yang lo tau berada lebih rendah atau selevel sama lo? 

Lalu, kembali ke analogi gue yang mengatakan kalau bicara di depan umum itu semudah lu nulis blog atau curhat di diary atau curhat ke temen lo. Apa maksudnya? Gini, ketika lo curhat dengan temen lo, lo akan sangat santai bercerita dari A ke Z, dari proses awal hingga selesai, dan lo ga kehabisan bahan omongan karena apa? Karena lo tau apa yang mau lo bicarakan, kan? Begitu juga ketika lo diharuskan berbicara di depan umum. Lo akan mudah berbicara di depan umum ketika lo tau apa yang akan lo bicarakan. Bukan sekedar tau, tapi bener-bener memahami dan menguasai apa yang akan lo bicarakan. Akibatnya apa? Lo akan lancar bicaranya, dan lo akan berbicara secara terstruktur (logis/runut/kronologis), yang memudahkan orang untuk mengerti pembicaraan lo.

Ketiga, last but not least, malah yang terpenting: tau tujuan lo. Lo harus tau apa yang ingin lo capai dari pembicaraan tersebut. Apa lo ingin menjual, meyakinkan orang, memperngaruhi orang, atau hanya sekedar bercerita? Tapi yang pasti, ketika lo berbicara di depan umum, lo mempunyai tujuan lebih dari sekedar bercerita tanpa arah. The simplest example is when you are suppose to do a presentation in order to fulfill your grade in class. See what I mean? Lo harus meyakinkan dosen/guru lo sedemikian rupa supaya lo bisa mendapat nilai bagus atau lulus dari pelajaran tersebut kan? 

Nah, setelah gue jelaskan dengan cukup detail di atas, can you see what I mean about talking in front of a public is not that different than talking to your pals or write in your diary? The only difference is the audiens, and that’s why knowing who you’re talking to is very important, because that affects the content of your speaking and how you deliver them.

If you would like me to sum up for you (again), the key points of being a good public speaking (or at least decent) are: 5W+1H – the good old formula.

Why: semua tindakan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, lo harus tau kenapa lo ngomong, dan apa tujuan yang ingin lo capai dari omongan lu itu 
Who: lo tau siapa audiens lo, dan 
Where: di mana lo ngomong, karena 
What: itu mempengaruhi apa yang lo omongin dan 
How: bagaimana lo menyampaikannya, karena cara lo menyampaikan sesuatu ke orang yang berbeda tentunya akan berbeda pula 
When di sini ga terlalu penting, btw :p 

That’s it for now, and remember, practice makes perfect. Remember, kita bisa karena terbiasa. So, go practice every time you can! 

See you in the next series! 

Comments

Popular Posts