5 Faktor yang Mempengaruhi Industri Food and Beverage Indonesia di Masa Depan

Ini adalah essay yang ditulis untuk memenuhi tugas Design Thinking & Entrepreneurship di Binus Business School.

Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam lima tahun terakhir. Dari pertumbuhan 8,46% di 2016, sektor ini tumbuh menjadi 9,23% di tahun 2017. Pemerintah bahkan menjadikan industri ini sebagai industri utama yang dinilai mampu mendorong perekonomian nasional, serta mampu menciptakan lapangan kerja baru. Kementerian Perindustrian mencatat bahwa industri makanan dan minuman menyumbang 34,95% PDB industri non-migas di triwulan III 2017 dan 6,21% pada PDB nasional (peningkatan 3,85% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya). Hal ini menjadikan industri makanan dan minuman sebagai kontributor PDB industri terbesar dibanding sektor lainnya. Data juga menunjukkan bahwa konsumsi tertinggi di Indonesia adalah konsumsi makanan dan minuman selain restoran. 




Selain itu, jika dilihat dari tren proyeksi sektor usaha Indonesia sampai dengan tahun 2030, sektor food and beverage menempati poisi kedua sebagai sektor andalan dalam perkembangan bisnis beberapa tahun mendatang.



Pertumbuhan yang sangat pesat ini membuat persaingan semakin sengit. Di tengah pertumbuhan yang masif ini, industri food and beverages juga mengalami kegagalan yang tak sedikit jumlahnya. Kegagalan ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti minimnya perencanaan, modal yang terlalu besar tanpa perhitungan return-on-investment (ROI) dan pengelolaan keuangan yang baik, kesalahan pemilihan target market atau lokasi, pengalaman, pengetahuan, dan koneksi yang kurang di dunia kuliner, salah atau kurangnya program promosi, hingga manajemen dan operasional yang buruk. 

Namun selain itu, menurut saya ada lima faktor terpenting yang sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya industri food and beverage Indonesia di masa depan. Lima faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Inovasi dan kreativitas 
Di tengah ketatnya persaingan, inovasi menjadi hal terpenting yang harus dimiliki setiap orang yang ingin masuk dalam industri food and beverage di Indonesia. Apalagi, perilaku konsumen zaman sekarang juga sangat cepat berubah. Karakter FOMO (fear of missing out) yang dimiliki oleh konsumen zaman sekarang -- terutama kaum millenials, membuat perusahaan harus selalu mengikuti tren yang terjadi di tengah masyarakat. 

Kini, makanan dengan rasa yang enak dan servis yang baik saja tidak cukup. Pebisnis kuliner harus selalu mengedepankan inovasi dan kreativitas sebelum dan selama menjalankan bisnis food and beverage-nya. 

Inovasi dan kreativitas dibutuhkan tidak hanya dalam hal penciptaan menu makanan, packaging, dan desain tempat (bagi restoran) yang variatif dan kreatif saja, tapi juga bagaimana pebisnis dapat menciptakan experience kuliner yang membuat konsumen mau menyebarkan berita mengenai keberadaan perusahaan tersebut secara sukarela. Bagaimana pebisnis dapat membuat konsumen merasakan pengalaman yang berbeda dari saat melihat iklan, masuk ke restoran, disambut dan dilayani, memakan makanan atau minuman yang disajikan, hingga saat konsumen meninggalkan restoran. Word-of-mouth dan virality karena experience yang diberikan di zaman sekarang efeknya mampu melebihi berbagai promosi yang ditawarkan. 

Salah satu contoh terbaik dalam hal inovasi produk dalam waktu lima tahun terakhir adalah Toko Kopi Tuku. Mereka lah yang memulai tren kopi susu kekinian yang membuat kedai kopi bermunculan menjual beragam Es Kopi Susu dengan gula aren dan nama-nama unik. 

Tuku berhasil memecah tren coffee shop yang menjual specialty coffee, dengan menawarkan Es Kopi Susu yang manis, menyegarkan, enak, dan dengan harga yang 50% di bawah harga specialty coffee yang juga mulai trending sejak tahun 2014. Tren Es Kopi Susu kekinian kini sudah bertahan hampir tiga tahun, dan nampaknya masih akan terus berlanjut hingga setidaknya dua tahun ke depan. 

Namun, toko kopi-toko kopi yang mengikuti setelahnya tidak lantas membuat Es Kopi Susu saja. Mereka pun melakukan inovasi, karena mereka sadar, tanpa inovasi maka tidak ada pembeda antara mereka dan Tuku. Makanya, belakangan pun muncul Es Kopi Susu dengan berbagai macam rasa, mulai dari rasa pisang, rum, baileys, kopi dicampur coklat, dan masih banyak lagi. 

Inovasi juga dilakukan oleh Indofood dalam menciptakan berbagai rasa baru Indomie dan Chitato yang mengikuti tren kekinian. Mulai dari Indomie Salted Egg, Indomie Sambal Matah, hingga kini ada Indomie Ayam Geprek. 

Indofood menyadari tren yang terjadi di masyarakat dan mengikutinya. Konsumen pun selalu excited setiap kali Indofood mengeluarkan varian Indomie baru, dan berbondong-bondong datang ke minimarket atau supermarket untuk mencobanya. Experience itu pun lalu mereka bagikan di social media dan menyebabkan efek viral dan word-of-mouth yang bagus. 

Sementara contoh bisnis kuliner yang menawarkan experience unik adalah sebuah restoran di Singapura yang menerapkan konsep “dine in the dark”. Di sana, pengunjung akan merasakan sensasi makan dalam kondisi gelap dan mereka tidak bisa tahu apa yang mereka makan. Mereka baru akan diberitahu apa yang mereka makan ketika mereka selesai melahap semua yang disajikan. 

Konsep unik ini memberikan pengalaman yang berbeda pada pengunjung, mulai dari saat mereka mendengar konsep ini (saat mendengar “iklan”), merasakannya langsung, mencoba makanannya, hingga experience setelah mereka selesai makannya. Alhasil, restoran yang bernama NOX ini pun sukses menjadi talk of the town dan membuat semakin banyak orang ingin mencobanya. 

Jika diperlukan, perusahaan bahkan dituntut untuk mampu melakukan pivot atau mengubah model bisnis atau arah bisnis perusahaan. Tidak menutup kemungkinan pula jika perusahaan dapat melakukan perubahan atau perluasan target market, jika memang pada kenyataannya ada market lebih luas yang dapat dijangkau, atau ada specific market yang memberikan kontribusi terbesar pada perusahaan. 

2. Kualitas produk dan layanan 
Inovasi dan kreativitas memang sangat penting dalam bisnis food and beverage. Tapi, jangan sampai atas nama inovasi dan kreativitas, pebisnis di industri ini melupakan the core of the core dari industri makanan, yaitu rasa, kualitas, dan pelayanan. Karena ketika menyangkut makanan, rasa, kualitas, dan pelayanan lah yang biasanya akan membuat orang kembali dan kembali lagi ke tempat yang sama. 

Untuk itu, pebisnis di industri ini tentunya harus sangat memperhatikan supplier bahan baku dari makanannya, agar selalu terjaga kualitasnya. Selain itu, para pebisnis juga harus terus melatih hospitality dari karyawan agar pelayanan memuaskan. Karyawan harus memahami cara memberi service yang baik, menangani komplain, dan menyelesaikan masalah. 

3. Pengaturan keuangan 
Hal terpenting nomor tiga adalah terkait dengan keuangan. Ketika persaingan begitu ketat, kadang pebisnis (terutama pebisnis pemula) langsung jor-joran “bakar uang” untuk menggaet konsumen, tanpa melakukan perhitungan yang matang. 

Atas nama “Instagrammable”, para pebisnis membuat packaging dengan bahan-bahan yang sangat mahal, desain tempat menggunakan desainer interior ternama, furnitur yang mewah, bahan baku termahal, dan lain sebagainya. Mereka jor-joran dalam mengakuisisi konsumen dengan memberikan diskon gila-gilaan, tanpa memperhatikan kondisi keuangan mereka. 

Sangatlah penting bagi pebisnis di industri food and beverage ini agar mereka dapat memiliki cost structure yang baik, mengatur profit margin yang tepat, dan tentunya me-manage expense dengan baik agar profit yang didapat pun meningkat. Hal ini wajib dilakukan agar pebisnis dapat menentukan harga dan memberikan diskon atau cashback yang reasonable ke konsumen. 

4. Marketing & promotion 
Tidak ada bisnis yang berhasil tanpa strategi marketing yang mumpuni. Ketika persaingan semakin ketat, strategi marketing yang jitu sangatlah diperlukan. Marketer harus mampu menemukan pembeda atau unique selling proposition (USP) antara satu bisnis dengan bisnis lainnya, agar mereka mampu standout. 

Selain itu, promo yang menarik juga harus diberikan. Karena zaman sekarang, konsumen dimanja dengan promo gila-gilaan. Mulai dari diskon, program buy xx get xx, hingga sekarang yang juga sedang tren adalah program cashback. Apalagi dengan kemudahan yang ditawarkan Go-Pay, OVO, Cashbac, Dana, LinkAja, dan beragam metode pembayaran baru lainnya. Semua promo ini membuat konsumen jadi lebih terbuka untuk mencoba produk-produk baru. 

Tren ini ini tentunya harus dimanfaatkan oleh marketer dan pebisnis untuk memancing konsumen mencoba produk baru mereka. Setelahnya, mereka tentunya harus mempertahankan konsumen dengan cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu constant innovation dan menjaga kualitas produk dan layanan. Karena kita tidak mau konsumen hanya menyukai kita di awal, lalu mereka meninggalkan kita setelah promo berakhir, bukan? 

5. Healthy and green lifestyle trend 
Tren hidup sehat sudah mulai muncul sejak enam tahun lalu, di mana tiba-tiba, semua orang jadi hobi berlari. Lalu, beragam brand membuat lomba lari atau marathon. Tidak berhenti sampai di situ, mulai muncul lagi tren kesehatan baru: yoga. 

Setelahnya, masih banyak tren-tren hidup sehat baru bermunculan. Mulai dari olahraga, makanan sehat, makanan organik, catering sehat, hingga beragam program diet, mulai dari diet mayo, diet Deddy Corbuzier, hingga kini yang masih terkenal adalah diet keto. 

Sejak tahun 2018, tren hidup sehat mulai bergeser ke arah green lifestyle trend. Selain hidup sehat, penduduk urban kini juga semakin peduli lingkungan. Mereka mulai mengurangi pemakaian plastik, memulai gara hidup zero waste, hingga sekarang yang sedang tren adalah mengurangi pemakaian sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainless atau sedotan bambu. 

Walaupun sebetulnya, sejak dulu juga sudah ada brand-brand yang mengkampanyekan green living atau peduli lingkungan hidup, seperti The Body Shop yang secara konstan juga mengajak konsumen menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, AQUA yang juga melakukan kegiatan CSR pengolahan limbah plastik, dan lain sebagainya. Namun entah mengapa, tren hijau ini mulai benar-benar naik daun dalam setahun terakhir. 

Ke depannya, saya yakin tren hidup sehat dan peduli lingkungan ini juga akan terus berlanjut, karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan semakin tinggi. Oleh sebab itu, pebisnis yang baru mau atau sudah masuk dalam industri food and beverage di Indonesia juga harus memperhatikan tren ini dan mulai memikirkan cara untuk berkontribusi, serta arahan strategi perusahaan terkait tren hidup sehat dan peduli lingkungan ini. 

Itulah lima faktor yang menurut saya sangat penting dalam industri food and beverage Indonesia di masa depan. Persaingannya ketat, tapi selama orang Indonesia masih butuh makan dan minum, maka industri ini akan terus berkembang. Tinggal bagaimana para pebisnis bersaing memperebutkan hati konsumen dengan memberikan mereka inovasi, kreativitas, serta produk dan layanan yang berkualitas, dan didukung dengan strategi marketing dan pengaturan keuangan yang tepat.

Comments

Popular Posts