Membenahi Indonesia.. Mulai dari mana?

“I hate Indonesia”
“Indonesia sucks”
“Kalo bisa, gue pengen pindah dari Indonesia”
“Indonesia kapan benernya sih?”

Gue yakin, di dalam diri setiap orang yang pernah berkeluh kesah tentang Indonesia, pasti memiliki keinginan untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik. Tapi, merubah suatu negara itu ngga gampang.. Bukan cuma butuh orang pintar, tapi juga butuh orang yang berdedikasi, berdeterminasi tinggi, dan beriman kuat. Kenapa? Karena ketika kita berhasil memasuki pemerintahan, melihat gemerlapnya dunia yang ditawarkan, kalo kita ga punya iman yang kuat dan bertahan dalam idealisme kita untuk mengubah Indonesia jadi lebih baik, maka kita akan tergoda, dan jadinya.. Indonesia akan sama-sama aja.

Sumber Foto: http://shiviakhea.wordpress.com/ 


Membenahi Indonesia.. Mulai dari mana?

Gue mendapat ide untuk tulisan ini sebenarnya karena tadi lagi nyetir, terus gue melewati lampu lalu lintas yang baru saja berubah merah. Lalu kemudian terbersit di benak gue, gimana kalo misalnya saat itu ada polisi dan gue diberentiin, kemudian ditilang? Gue, yang udah mengalami “persidangan” karena “pelanggaran” lalu lintas berpikir, “halah, murahan juga nyogok. Ngapain susah-susah ke pengadilan, makan waktu, duit yang dikeluarin lebih gede. Bayar langsung ke BRI juga lebih mahal, sayang duit lah.. Salah sih emang, tapi yang paling efisien ya damai aja lah sama polisinya..” Terus gue berpikir, berapa banyak orang yang berpikir kayak gue? Banyak banget deh kayaknya. Dan kalo begini, kapan Indonesia bisa berubah?

Kalian boleh ketawa, tapi mimpi gue adalah untuk menjadi Presiden Indonesia. Ya atau paling ngga ya Menteri Kesejahteraan Rakyat deh biar gue bisa mensejahterakhkan rakyat Indonesia, biar ga ada gelandangan lagi di pinggir jalan, dan biar orangtua yang tidak diurus itu bisa diurus dan dipelihara oleh negara, sesuai dengan perintah undang-undang. Dasar pemikirannya gampang: gue pingin memperbaiki Indonesia, karena gue percaya Indonesia masih bisa diperbaiki. Dan untuk bisa memperbaiki Indonesia, maka gue butuh punya posisi, gue butuh punya kekuasaan. Ketika gue berkuasa dan punya posisi yang kuat seperti Presiden misalnya, maka gue bisa “memerintah” rakyat untuk menuruti kemauan gue – dalam hal positif tentunya. Kalo gue ga punya kekuasaan, bullshit lah gue bisa benerin Indonesia langsung dari sistemnya.

Gue adalah orang yang somehow oldskool. Gue dari sejak muncul dan booming-nya Twitter, percaya kalo orang Indonesia belum siap untuk berdemokrasi. Banyak yang masih bisa “disetir” dan belum bisa mikir sendiri. Banyak yang main asal cuap tapi ga bisa mempertanggung jawabkan apa yang diomongin. Banyak yang ikut-ikutan aja apa kata “opinion leader” tanpa tahu duduk permasalahan yang sebenarnya. Banyak yang biar dianggap gaul dan update informasi ikutan cuap-cuap di Twitter soal isu tertentu, tapi sebenernya ngga ngerti, siapa yang salah dan kenapanya.

Demokrasi pada hakikatnya toh adalah kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab – yang artinya lu harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang lu ucapkan. Dan supaya lu mau bertanggung jawab, maka lu harus mengerti apa yang lu ucapkan toh? Kalo lu ngga ngerti, gimana ceritanya lu mau bertanggung jawab? Yang ada, ketika “dihajar” orang, lu akan lempar batu sembunyi tangan dan berkata, “gue cuma ikutan kok.. kata si ini begitu soalnya..” Kalo begitu ceritanya, demokrasi dari mana? Cuma bebas merasa bisa bercuap-cuap dan merasa harus didengerin, gitu?

Gue berpandangan kalo Indonesia itu butuh “dikerasin”. Butuh diperintah. Butuh dikasih tau dan dikasih liat harus ngapain, step by step. Butuh di-“kalo lu ga lakuin apa kata gua, lu mati” seperti jaman Pak Harto dulu. Setelah mental mereka siap, baru demokrasi bisa dijalankan. Setelah mereka bisa berpikir atas pemikirannya sendiri, baru demokrasi bisa dijalankan. Setelah mereka tahu apa yang mereka dukung atau tidak, baru demokrasi bisa dijalankan. Kalo ngga, yang ada hanyalah akan memunculkan orang-orang baru gila kekuasaan yang memiliki agenda tersembunyi dan sedang mencari massa untuk mencapai agendanya sendiri itu. Dan akhirnya sama-sama lagi aja kayak sekarang ini.

So, back to the topic.. Membenahi Indonesia, mau mulai dari mana? Sistemnya udah terlanjur ada sejak lama, dan udah berakar di hati setiap masyarakat maupun pemimpinnya. Dosen gue dulu pernah cerita, dia pernah kerja di perusahaan Jepang yang isinya semua adalah orang Indonesia, tapi pemimpinnya adalah orang Jepang, dan dia ngga percaya kalo orang Indonesia itu buruk kualitasnya. Dia bilang, semua itu tergantung dari pemimpinnya. Retoris memang, tapi benar adanya – dan itulah kenapa gue masih bilang kalo orang Indonesia itu benernya suka “dipimpin dan diperintah”, cuma sok ngga mau aja. Di perusahaan tempat dia kerja dulu itu, si pemimpin memberi contoh kepada anak buahnya, sehingga anak buahnya mengikuti apa yang dilakukan si pempimpin. Setiap hari kantor masuk dari jam 8, tapi jam 7.45 selalu ada upacara pagi, dan semua karyawan pasti ikut dan on time. Itu semua karena sang bos selalu datang ke kantor dari jam 7.30, sehingga para karyawan akan malu untuk telat, karena bos mereka saja bisa datang on time seperti itu. Sementara di kita sekarang ini, kita udah ngga mau berbuat di jalur yang benar, karena kita merasaberpikir, “lah pemimpin kita aja ga bener kok, ngapain kita bener? Nah kalo sudah begini, benahinya susah kan? Mau pemimpin yang kasih contoh? Hmm.. 

Gue juga tergerak soal “Jakarta Baru” yang diusung oleh cagub Jokowi-Basuki ini, dan gimana masyarakat pun banyak yang mendukung mereka karena sudah bosan Jakarta Berkumis (Kumuh dan Miskin). Lalu pertanyaan liar dan ekstrim terbersit di otak gue. Gue mau tanya deh ke kalian, kalo kalian pendukung Jokowi-Ahok, dan percaya kalo Jokowi-Ahok bisa membenahi Jakarta ke arah yang lebih baik seperti Jokowi membenahi Solo dulu, terus mereka terpilih dan menang nih, terus Jokowi bikin peraturan untuk mengatasi kemacetan adalah sebagai berikut: 1 rumah hanya boleh memiliki 1 mobil, mobil ke-2 dan seterusnya harus dibakar! Dan kemudian dia mulai dari dirinya sendiri, Ahok, dan jajaran kabinetnya: acara bakar-bakaran disiarin langsung oleh TV nasional, langsung dari rumah mereka. Kalian sebagai warga Jakarta yang baik dan memilih Jokowi-Ahok untuk Jakarta Baru, akan menuruti perintah Jokowi yang sudah kalian pilih ngga?

Gue ngga yakin kalian akan ngikutin. Protes lah iya..

Itu dia kebiasaan orang Indonesia. Selalu mengeluh Jakarta macet lah, banjir lah, ini lah, itu lah.. Tapi ketika pemerintah memberikan satu perintah yang mungkin bisa menjadi solusi untuk mengatasi itu semua, kalian bilang pemerintah bikin peraturan yang aneh! Iya ngga? Lalu, atas nama demokrasi, kalian menolak. Bikin petisi. Iya ngga? Hasilnya? Ya Indonesia begini-begini terus deh. Padahal, pemerintah yang bikin peraturan itu, pilihan kalian juga lho.. Pilihan yang kalian pilih karena kalian pikir mereka bisa “menuntun” kalian menjadi lebih baik lagi. Ga bisa bertanggung jawab atas pilihan kalian? Mana demokrasi yang kalian atas namakan itu? Yakin udah siap berdemokrasi? Pikir lagi deh..

Membenahi Indonesia.. Mulai dari mana?
Gue percaya kok Indonesia masih bisa diubah, masih bisa menjadi baik, tapi untuk itu, semuanya harus dimulai dari kita, masyarakatnya. Klise dan cheesy, tapi itu kenyataannya. Demokrasi itu “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat” kan? Jadi, ya harus dimulai dari rakyat. Kita pilih pemimpin yang kita percaya bisa men-guide kita, berikanlah mereka kepercayaan itu. Biarkan mereka melakukan tugasnya, dan kita melakukan tugas kita sebagai warga negara yang baik.

Butuh waktu yang sangat banyak untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi, tapi itu semua mungkin dilakukan. Asal kita mau berkorban. Asal kita mau saling bahu membahu dengan pemimpin yang kita pilih. Dan percaya. Itu kuncinya.

Comments

Popular Posts